Karya: Rayhandi
Kecewa membelah relung hati
Mencabik setiap rasa hingga rasanya tangan ini panas
Sungguh aku tidak pernah sangka
Bagai pagar makan tanaman.
Kau sahabat terbaikku
Kau selalu menghapus air mataku saat ku jatuh terpuruk
Kau orang pertama percaya padaku ketika dunia meragukanku
Kau memahamiku bahkan ketika bibirku bisu.
Kau selalu menghapus air mataku saat ku jatuh terpuruk
Kau orang pertama percaya padaku ketika dunia meragukanku
Kau memahamiku bahkan ketika bibirku bisu.
Ternyata semua kebaikanmu hanya delusi
Kau menggunakan topeng dan membuatku menjadi manusia bodoh
Aku seakan di tampar realita yang membuka mata
Tersadar bahwa aku terlalu munafik.
Kau menggunakan topeng dan membuatku menjadi manusia bodoh
Aku seakan di tampar realita yang membuka mata
Tersadar bahwa aku terlalu munafik.
Teganya dirimu menusukku dari belakang
Padahal di depanku kau selalu tersenyum tulus
Apakah ini caramu mempermainkanku?
Apakah penderitaanku berati bahagia untukmu?
Padahal di depanku kau selalu tersenyum tulus
Apakah ini caramu mempermainkanku?
Apakah penderitaanku berati bahagia untukmu?
Apa dosa hitamku padamu?
Sehingga kau tega mempermainkanku seperti boneka
Kau membuat hatiku sakit kawan
Apakah setelah ini kau masih pantas ku anggap sahabat.
Sehingga kau tega mempermainkanku seperti boneka
Kau membuat hatiku sakit kawan
Apakah setelah ini kau masih pantas ku anggap sahabat.
Ku belajar satu hal penting hari ini
Bahwa sahabat sejati itu lebih berharga dari sebongkah emas
Lebih berharga dari seribu teman yang hanya ada saat mereka butuh
Kini ku paham semuanya.
Bahwa sahabat sejati itu lebih berharga dari sebongkah emas
Lebih berharga dari seribu teman yang hanya ada saat mereka butuh
Kini ku paham semuanya.
Terima kasih untuk semua senang dan luka yang kau lukis
Hari ini hingga kapanpun nanti kuharap kita takkan bertemu lagi
Anggap saja kita tidak pernah bertemu
Sehingga sang waktu kan menjahit luka yang kau beri.
Hari ini hingga kapanpun nanti kuharap kita takkan bertemu lagi
Anggap saja kita tidak pernah bertemu
Sehingga sang waktu kan menjahit luka yang kau beri.
http://tumpukanpuisi.blogspot.co.id/2015/12/puisi-sahabat-penghianat.html
wuzz ngerii
BalasHapus